Digitalks Goes to School Perkuat Ekosistem Digital Kalangan Pelajar
Umbulharjo - Pemerintah Kota Yogyakarta terus memperkuat ekosistem digital dengan mengajak warganya lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi. Setelah sukses mendorong digitalisasi pada sektor UMKM, kini program penguatan ekosistem digital mulai menyasar kalangan pelajar. Langkah ini diharapkan dapat membentuk generasi muda yang melek teknologi sekaligus cerdas dan bertanggung jawab dalam penggunaannya.
Digitalks Goes to School yang diadakan di SMPN 10 Yogyakarta pada Kamis (31/10), para siswa mendapat pembekalan tentang Meningkatkan Kemampuan Belajar dan Kreativitas Menggunakan Teknologi AI serta Bijak Bermedia Sosial. Materi tersebut disampaikan oleh praktisi komunikasi Bheti Krisindawati dan dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Irma Yulianan. Keduanya sepakat bahwa kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, tidak seharusnya dipandang sebagai ancaman, melainkan sebagai alat yang dapat digunakan untuk memperkuat kemampuan berpikir logis dan memperluas kreativitas siswa.
“Dalam bermedia sosial kita harus bijak agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam bermedia jangan asal posting, jangan mencantumkan informasi pribadi seperti mengunggah identitas, alamat bahkan kegiatan secara real time,” kata Bheti.
Digitalks Goes To School di SMPN 10 Yogyakarta
Ketua Tim Kerja Penanganan Informasi Bidang Persandian dan Telekomunikasi Dinas Kominfo, Dewi Ciptaningrum menyebutkan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian semakin serius memperkuat ekosistem digital, khususnya dalam bidang pendidikan dengan fokus pada pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) yang bijak. Langkah ini diambil untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya cakap menggunakan teknologi, tetapi juga memahami potensi AI sebagai alat bantu pembelajaran.
“Program ini dimulai dari dukungan untuk pelaku UMKM pada 2021, yang kemudian meluas ke kampung wisata pada 2022, serta mempertemukan konten kreator dengan kelompok UMKM melalui SobatKami Reels Competition pada 2023. Di tahun 2024, kami mulai menyentuh dunia pendidikan,” ujar Dewi.
Hingga saat ini, program ini telah menjangkau sejumlah sekolah di Yogyakarta, seperti SMAN 3 Yogyakarta, SDN Tegal Panggung, SMP Kalam Kudus, SDN Pingit, SMPN 10 Yogyakarta, dan SDN Tegalrejo. Dewi menjelaskan bahwa pemilihan sektor pendidikan bukan tanpa alasan. Di tengah maraknya penggunaan AI, pihaknya ingin mengedukasi pelajar agar mampu memanfaatkan teknologi ini sebagai alat bantu, bukan sekadar sarana mencari jawaban instan.
“Kita tidak ingin AI hanya digunakan untuk mencari jawaban. Kami mendorong siswa untuk menggunakan AI sebagai alat bantu yang memudahkan, bukan sebagai sarana mencari jawaban instan, sehingga logika berpikir mereka tetap berkembang. Dengan begitu, teknologi AI bisa menjadi stimulus yang merangsang kreativitas dan pemikiran kritis pelajar,” jelas Dewi.
Meski masih terbatas di beberapa sekolah, Dewi optimis upaya ini akan berkembang ke lebih banyak sekolah di masa mendatang. Pihaknya juga yakin para guru siap menghadapi kemajuan teknologi dan tidak gagap teknologi, sehingga mampu membimbing siswa dalam menggunakan AI secara produktif dan bertanggung jawab.
“Program kami gratis dan terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan selama masih bisa diakomodir. Bisa menghubungi kami lewat Instagram @sob4tk4mi atau mengajukan surat resmi ke Dinkominfosan Kota Yogyakarta,” ujar Dewi Ciptaningrum.
Salah satu siswa SMPN 10 Yogyakarta, Raisya Latifa Nuraini mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Menurutnya, materi yang disampaikan menambah wawasannya dalam bermedia sosial dan menggunakan teknologi AI.
“Tadi jelaskan kalau teknologi AI itu bisa salah, jadi tidak boleh asal copy paste apalagi kalau untuk tugas. Dan dalam bermedia sosial juga diingatkan untuk tidak asal posting,” kata Raisya (Chi)