Umbulharjo-Keberhasilan Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kota Yogya meraih predikat A atau memuaskan dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) membuat berbagai daerah ingin belajar menerapkan torehan tersebut.

Salah satunya adalah Diskominfosan Kota Semarang yang datang langsung ke kota pelajar ini untuk menunjukkan tekad dan komitmennya dalam mereformasi tubuh pemerintahannya. Rombongan yang berjumlah 15 orang ini pagi tadi Rabu (4/9/2024) mengunjungi kantor Diskominfosan Kota Yogya.

Pelaksana tugas Sekretaris Diskominfosan Kota Semarang, Arif menuturkan terkait penerapan SAKIP, pihaknya harus banyak belajar ke Diskominfosan Kota Yogya.

"Diskominfosan Kota Yogya tiap tahun nilai SAKIP-nya selalu naik, Itulah yang kami harapkan dari implementasi kunjungan ini sehingga bisa belajar untuk tahu bagaimana pengelolaan SAKIP yang baik sesuai aturan pemerintahan," bebernya di ruang riset Diskominfosan Kota Yogya.

Menurutnya, sudah merupakan tugas pemerintah untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah perlu hadir di setiap situasi dan harus mampu menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut kepentingan warganya. Hal itu tentu harus didukung dengan tata kelola pemerintah yang mumpuni.

Dalam kunjungan ini sambut oleh Sekretaris Dinkominfosan Kota Yogya, Suciati Sah. Suci mengungkapkan untuk meraih nilah predikat A dalam penilaian SAKIP ini tidak datang begitu saja.

"Kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan kinerja, mulai dari sistem perencanaan, sistem penganggaran, dan sistem pelaporan kinerja yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan dituangkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)," jelasnya.

Ia menambahkan Nilai SAKIP Diskominfosan Kota Yogya tiap tahun selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2021 Diskomnfosan Kota Yogya mampu merai nilah 87,42. Sementara pada tahun 2022 menjadi 88,70 lalu pada tahun 2023 mengkat menjandi 88,72.

"Kuncinya adalah kolaborasi. Kami antar bidang selalu berkolaborasi, jadi tidak ada tumpak tindih dalam distribusi pekerjaan, semua sama," bebernya. (Han)