Optimalisasi AI dan Pentingnya Keamanan Data dalam Produksi Konten

Umbulharjo – Pelatihan Pemanfaatan AI (Artificial Intelligence) dan Produksi Konten Media Sosial yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Dinkominfosan) Kota Yogyakarta dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Yogyakarta berlangsung di di Hotel Tjokro Style, Yogyakarta memasuki hari kedua (14/8). Setelah dimulai kemarin dengan pengenalan dasar-dasar AI hingga produksi konten di lapangan, di hari kedua ini para peserta diberi kesempatan untuk mendalami sinematografi, editing dan keamanan data pribadi.

Giwang Topo, narasumber dengan topik sinematografi memulai sesi pagi ini dengan menekankan pentingnya penguasaan teknik pengambilan gambar yang baik dalam pembuatan konten media sosial. Peserta terlihat antusias mengikuti setiap instruksi dan langsung menerapkannya dalam proses editing yang dilakukan secara berkelompok.

“Konten yang menarik berawal dari sinematografi yang solid. Pemanfaatan sudut pandang, pencahayaan, dan komposisi yang tepat adalah kunci keberhasilan sebuah konten audio visual,” ujar Giwang.

Setiap kelompok berkolaborasi untuk menyempurnakan video mereka dalam sesi editing, menambahkan elemen-elemen visual yang telah dipelajari. Proses ini tidak hanya menguji keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat kerja sama tim.

Giwang mendampingi kelompok dalam sesi editing, terlihat peserta antusias dalam sesi ini.
Giwang mendampingi kelompok dalam sesi editing, terlihat peserta antusias dalam sesi ini.

Setelah sesi editing, pelatihan dilanjutkan dengan materi yang tak kalah penting, yaitu keamanan data pribadi. Dewi Ciptaningrum dari Bidang Persandian dan Telekomunikasi Dinas Kominfosan menyampaikan materi penting mengenai keamanan data pribadi di era digital. Beliau menjelaskan tentang berbagai jenis data pribadi yang perlu dilindungi, mulai dari data kesehatan hingga data biometrik.

“Perangkat daerah harus lebih waspada dalam menjaga keamanan data pribadi saat mengelola akun media sosial. Setiap informasi yang diunggah ke internet berpotensi menimbulkan risiko jika tidak dikelola dengan baik,” tegas Dewi.

Dalam sesi akhir, para peserta diberi kesempatan untuk mengunggah hasil karya mereka ke Instagram Reels. Setelahnya, karya-karya ini dipresentasikan dalam sesi screening, di mana sebelumnya juri  telah menilai kreativitas, kesesuaian tema, dan kualitas produksi dari setiap video. Tiga karya terbaik diumumkan pada penutupan acara.

Kelompok 4 yang beranggotakan Wisnu Erwantoro, Andry Sumaryanto, Iga Putri Mawarni, Ulfa Nur Oktiana, dan Ardi Restu Prafitra, berhasil meraih peringkat pertama dengan skor 79. Sementara itu, kelompok 11 beranggotakan Rizky Nur Hidayatullah, Prima Nur Pujiastuti, Setyo Hartono, Grezia Eleganza Nur Pradani, dan Tony Fedianto, dengan skor 76,6 meraih peringkat kedua. Peringkat ketiga diraih oleh kelompok 3  yang beranggotakan Budi Surya Armaputra, Ratih Mega Swari, Pramudana Gian Pitra Utama, Farhan Yulianto, dan Anita Apriliyani, dengan skor 75.

Narasumber bersama dengan Kepala Bidang IKP, Edy Sugiharto melakukan penilaian terhadap konten yang telah dibuat oleh peserta.
Narasumber bersama dengan Kepala Bidang IKP, Edy Sugiharto melakukan penilaian terhadap konten yang telah dibuat oleh peserta.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinkominfosan, Edy Sugiharto mengapresiasi seluruh peserta dan berharap pelatihan ini menjadi langkah awal untuk peningkatan kualitas konten media sosial yang lebih profesional di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Ia menekankan apa yang dipelajari dalam dua hari ini tidak berhenti di hari kedua ini, namun justru menjadi awal untuk pengembangan konten di masing-masing Perangkat Daerah.

Peserta diharapkan mampu mengimplementasikan ilmu yang mereka peroleh selama pelatihan ini dalam mengembangkan konten media sosial di masing-masing Perangkat Daerah. Dengan bekal sinematografi hingga pembuatan konten yang kuat, peserta diharapkan dapat mengangkat berbagai isu penting di masyarakat, seperti permasalahan sampah yang sebelumnya menjadi fokus bahasan agar sesuai dengan konteks masing-masing Perangkat Daerah. (&re)