Wujudkan Smart Economy, Pemkot Kolaborasi Lintas Sektor
Gedong Tengen - Dalam rangka mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai Smart City, Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan berbagai inovasi-inovasi dalam bidang teknologi informasi untuk mempermudah masyarakat. Salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui smart economy.
Dimana untuk menjadi Smart City dapat dicapai melalui enam indikator yaitu smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kota Yogyakarta, Ignatius Trihastono mengatakan, untuk mencapai Kota Yogyakarta menjadi Smart City tidak hanya memperhitungkan aspek kecepatan teknologi saja. Tetapi juga dibutuhkan kolaborasi antar lingkup sektor dan praktisi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara optimal.
Hal ini disampaikan Ignatius Trihastono pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Smart City, dengan tema ‘Sinergi Lintas Sektor dalam Mewujudkan Smart Economy Untuk Mendukung Kota Yogyakarta Sebagai Smart City’.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Staf Ahli Bidang Umum Setda Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi dan mengundang narasumber dari Kepala Bappeda Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono, Kepala Hubungan Pemerintahan dan Kebijakan Publik area Central West Java PT. GoTo Gojek Tokopedia Saeful Bachtiar serta akademisi FEB UGM Nofie Iman Vidya Kemal.
“Setelah kita melakukan optimalisasi Smart City selama bertahun-tahun. Selanjutnya adalah bagaimana kemudian kita membuat dampak atas apa yang sudah dilakukan. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan benefitnya,”jelas Trihastono saat sambutan.
Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dengan praktisi dan aplikasi belanja online seperti Tokopedia dan Gojek mampu menumbuhkan perekonomian di Kota Yogyakarta.
“Pemerintah bisa berkolaborasi dengan praktisi dan aplikasi belanja online seperti Tokopedia dan Gojek untuk memberikan dampak perekonomian di masyarakat. Selain itu, hal ini tidak hanya berbicara tentang digitalisasi, tetapi berbicara pada konteks mempertemukan digital sebagai sarana pijakan untuk saling mempertemukan potensi-potensi yang ada. Sehingga tidak hanya dari sisi konseptual tetapi sisi praktisnya juga dibutuhkan dalam mewujudkan Smart Economy,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono mengungkapkan, penguatan ekonomi kreatif berbasis kekayaan budaya dan intelektual juga didukung dengan rebranding Kota Yogyakarta sebagai City Of Festival.
Dimana dalam penyelenggaraan City Of Festival terdapat 182 agenda yang berdampak pada peningkatan ekonomi di Kota Yogyakarta.
“City Of Festival ini menjadi pendorong dan pemantik pertumbuhan perekonomian yang mampu menjangkau semua kelas pendapatan masyarakat. Selain itu, juga mampu memperkuat positioning Kota Yogyakarta pada jaringan ekonomi kreatif yang berdampak pada perekonomian secara lebih luas,”katanya.
Agus menambahkan, dalam setiap aspek pembangunan, kolaborasi perangkat daerah dan masyarakat ini akan terus berproses.
Sehingga, komponen Smart Economy ini harapannya juga mampu mengajak penataan industri primer, sekunder, dan tersier untuk ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada pembangunan ekosistem keuangan.
“Sehingga harapannya Kota Yogyakarta akan menjadi tempat yang nyaman dengan masyarakat yang sejahtera serta tangguh dalam merespon beban dan tantangan dengan lebih cepat,”ungkapnya.
Selanjutnya, Staf Ahli Bidang Umum Setda Kota Yogyakarta, Hari Wahyudi mengajak seluruh OPD dan stakeholder terkait ikut membiasakan diri dengan aplikasi penunjang perekonomian diera digital saat ini.
Pihaknya pun akan terus mendukung inovasi-inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan perekonomian Kota Yogyakarta.
‘’Kita harus membiasakan diri terhadap aplikasi-aplikasi yang ada diera digitalisasi saat ini. Kami akan terus mendukung peningkatan kompetensi semacam ini,”ungkapnya. (Hes)