Mahasiswa Palembang Pelajari Penerapan Smart City Kota Yogya
Umbulharjo - Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta menerima kunjungan kerja praktek dari mahasiswa perguruan tinggi Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer (AMIK) Bina Sriwijaya Palembang, Rabu (6/3).
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Dosen AMIK Bina Sriwijaya, Efniar yang diikuti oleh 40 mahasiswa dan diterima langsung oleh Sekretaris Dinkominfosan Kota Yogyakarta Suciati Sah di Ruang Rapat Kantor Dinkominfosan Kota Yogya.
“Kunjungan kami datang ke Kota Yogyakarta untuk mengetahui bagaimana penerapan smart city yang ada disini,” ujar Efniar.
Mahasiswa nampak antusias saat melakukan kunjungan ke Dinkominfosan, terbukti banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang menarik dari mahasiswa yakni dalam penerapan Smart City mengarah ke teknologi yang serba digital. Lalu bagaimana, Pemerintah Kota Yogyakarta mengatasi kaum lansia atau masyarakat yang kurang memahami teknologi digital terutama dalam penggunaan aplikasi Jogja Smart Service (JSS).
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinkominfosan Kota Yogyakarta Suciati Sah menjelaskan implementasi smart city di Kota Yogyakarta diarahkan untuk memudahkan dan meningkatkan berbagai pelayanan masyarakat serta membantu mengelola sistem pemerintahan yang lebih modern, transparan dan akuntabel.
“Membangun smart city ini membuat layanan yang bersifat efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan partisipatif. Smart city belum tentu berkaitan dengan teknologi, salah satunya inovasi di Kota Yogya ada yang namanya program Munggah, Mundur, Madhep Kali (M3K) yaitu penanganan permukiman kumuh di Kota Yogya agar lebih tertata dan mempermudah akses kegawatdaruratan seperti dilalui ambulans ataupun pemadam kebakaran. Tapi kami juga memiliki aplikasi Jogja Smart Service, aplikasi yang telah terintegrasi dengan seluruh layanan yang ada di Pemerintah Kota Yogyakarta,” jelasnya.
Untuk memberikan pemahaman terkait pelayanan digital di Kota Yogyakarta, khususnya melalui JSS. Suciati mengungkapkan Dinkominfosan memiliki sebuah Tim Desiminasi Informasi (TDI).
“TDI ini memiliki tugas untuk memberikan sosialisasi di wilayah, langsung masuk ke dalam lapisan masyarakat melalui forum-forum perkumpulan warga. Jadi mereka bertugas untuk menjelaskan fitur-fitur yang ada, bagaimana cara membuat akun, cara melakukan pelayanan melalui aplikasi JSS. Kalau ada fitur baru, kita latih dulu untuk kemudian mereka terjun langsung,” ujar Suciati.
Pengembangan aplikasi JSS tidak serta merta tercipta aplikasi lengkap seperti saat ini. Suciati mengungkapkan perlu dibangunnya kepercayaan di masyarakat tentang keberadaan JSS sehingga masyarakat mau menggunakan dan memanfaatkan layanan tersebut.
“Teman-teman dari mahasiswa AMIK Bina Sriwijaya ini punya peluang besar untuk menjadi bagian dari pengembangan aplikasi di pemerintahan. Untuk itu harapan kami teman-teman bisa dengan serius belajar dan mengembangkan diri sesuai passion di bidang teknologi informasi dan komputer. Untuk menghadirkan inovasi, seperti halnya aplikasi JSS untuk daerah asal adik-adik,” tambahnya. (Chi)