Cegah Hoaks dengan Bijak Menyaring Informasi
Tegalrejo - Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta kembali menggelar sosialisasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Sosialisasi kali ini menyasar masyarakat warga Kelurahan Bener, Kemantren Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dengan bertempat di Aula Kelurahan Bener, Jumat (2/12).
Sosialisasi menghadirkan narasumber Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, FX. Wisnu Sabdono Putro,SH, Yoseph Hary Wibowo dari Tribun Jogja dan Sapto Yudanto yang merupakan pengurus KIM Kota Yogyakarta.
“Sosialisasi ini akan menjadi satu pedoman bermasyarakat dalam menggunakan informasi secara bertanggung jawab karena keterbukaan informasi yang sangat luar biasa, terutama dalam penggunaan media,” ucap Plt. Lurah Bener, Iswanjana.
Informasi saat ini tersebar dengan sangat cepat sehingga masyarakat harus mampu menyaring informasi secara bijak agar informasi yang disampaikan dapat menciptakan kenyamanan bermasyarakat.
Sapto Yudanto menjelaskan bahwa tujuan dari menyaring informasi adalah untuk meminimalisir penyebaran informasi yang belum valid.
“Anggota KIM inilah yang nantinya menjadi jembatan informasi kepada masyarakat maupun pemerintah. Nantinya akan kita bentuk grup whatsapp untuk berkoordinasi anggota KIM agar informasi yang disebarluaskan merupakan informasi yang benar” imbuhnya.
Sementara itu, Yoseph Hary Wibowo menyoroti terkait informasi hoaks yang saat ini marak di kalangan masyarakat.
“Hoaks terdiri atas 3 jenis yaitu misinformasi, disinformasi dan malinformasi. Yang paling sering dilakukan oleh masyarakat adalah misinformasi. Dimana informasi yang disampaikan tidak akurat namun orang-orang tetap menyebarkannya karena berkeyakinan informasi tersebut dapat dipercaya.” Ucap Yoseph.
Disinformasi merupakan informasi yang tidak benar dimana ketidakbenaran tersebut sengaja direkayasa sedemikian rupa oleh pihak-pihak yang berniat membohongi masyarakat. Sedangkan malinformasi adalah informasi yang memiliki cukup unsur kebenaran namun dikemas sedemikian rupa untuk merugikan pihak lain bukan untuk kepentingan publik.
Ia juga menjelaskan jika masyarakat dapat melakukan pengecekan fakta informasi viral yang meragukan melalui sejumlah media terpercaya atau melalui situs cekfakta.com yang merupakan kolaborasi berbagai media dalam kerja-kerja cek fakta.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat akan membuat segala kegiatan menjadi mudah. Termasuk dalam pencarian informasi. Namun hal itu justru menjadi masalah apabila masyarakat tidak mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi dengan baik.
“Apabila kita lihat persoalan sosial masyarakat saat ini, masyarakat lebih mengandalkan pendekatan dengan sosial media. Dimana segala bentuk kehidupan bersosial akan bersinggungan dengan penggunaan handphone,” kata Wisnu.
Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman ciri-ciri atau kriteria khusus terkait dengan penyebaran informasi ke masyarakat baik informasi yang valid maupun hoaks. Penyaringan informasi harus semakin digalakkan agar informasi hoaks dapat diminimalisir menjelang digelarnya Pemilihan Umum serentak 2024.
“Saya berharap terbentuknya KIM ini bisa menjadi garda terdepan dalam mencegah masyarakat menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya,” tambah Wisnu. (Wul)