Kota Yogyakarta Siap Memasuki Era Digital
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kota Yogyakarta Ig Tri Hastono SSos MM menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan Digital Entrepreneurship Academy (DEA) yang diadakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kementrian Komunikasi dan informatika Yogyakarta, Senin (24/5) di Novotel Hotel Yogyakarta. Trihastono memberikan pengalaman dan materi kepada sebanyak 155 peserta terpilih yang mengikuti pelatihan DEA.
Menurut Trihastono dengan perkembangan teknologi digital di masa pandemi ini diharapkan mampu membuat suatu perubahan perilaku dan gaya hidup di masyarakat.
Merebaknya pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 secara nyata menjadi katalisator bagi praktik-praktik ekonomi digital. Adanya pembatasan mobilitas membuat masyarakat, mau tidak mau, harus belajar untuk melakukan berbagai kegiatan ekonomi dengan bantuan teknologi informasi.
Kondisi ini tentunya membuat peluang bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih besar dan kokoh. "Melalui keberadaan internet, para pelaku UMKM memiliki kesempatan untuk menjangkau calon konsumen yang lebih luas dengan biaya yang lebih rendah serta bisa mengelola usaha dengan lebih efisien," jelasnya.
Pandemi ini tidak hanya menjadi variabel yang mendorong penggunaan platform digital, tetapi juga kondisi sosial dan ekonomi secara menyeluruh. Bagaimana kemudian pasar tidak hanya sekedar kita perspektifkan suatu penggunaan fisik antara produsen dan konsumen bertemu namun, platform digital dapat menjawab tuntutan untuk tidak adanya keterbatasan pasar. Sehingga bisa menjangkau lebih luas dengan tuntutan biaya, keunggulan dari potensi digital tersebut.
Diharapkan dengan banyaknya pembekalan dari kegiatan DEA dapat lebih meningkatkan kualitas di bidang teknologi informasi dan juga bisnis digital. “ Itu membuktikan bahwa tingkat pemahaman, potensi terkait dengan ekonomi digital ini relatif cukup tinggi di Kota Yogyakarta. Dengan kata lain Kota Yogyakarta siap memasuki era digital,” ungkap Trihastono.
Untuk itu, Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya memaksimalkan dan manfaat perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi bagi kesejahteraan masyarakat.
Salah satu wujud nyata komitmen pemerintah adalah dengan membuat sebuah aplikasi bernama Jogja Smart Service (JSS). Aplikasi ini menyediakan menu bernama ”Nglarisi” yang telah diakses tidak kurang dari 231 kelompok usaha masyarakat untuk membuat dan menampilkan katalog produk serta mengecek dan menerima pesanan secara digital.
Pengembangan pasar tradisional di kota Yogyakarta untuk menjadi digital-ready terus dilakukan melalui kerjasama baik dengan sektor swasta, komunitas, maupun perguruan tinggi.
Walaupun tingkat penggunaan teknologi digital di Kota Yogyakarta tinggi, masih ada yang perlu diseimbangkan untuk menunjang teknologi digital lebih matang kedepannya. Dengan menghadirkan peluang besar bagi UMKM dalam mengembangkan bisnis menjadi lebih besar dan kokoh.
“Hanya saja memang tidak ada sesuatu yang statis di dalam bisnis itu, tentunya ini harus disikapi oleh para pelaku usaha untuk tetap meng-upgrade diri dan meningkatkan usaha-usahanya untuk lebih menyesuaikan dengan ekspektasi pasar,” Kata Tri Hastono. (Hes)