Pemkot Jogja jadi Junjungan Pemkab Klaten dalam Optimalisasi Potensi Digital
Dinas Kominfo Kota Yogyakarta menerima kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Klaten di Ruang Risat Lantai 2 Dinas Kominfosandi Kota Yogyakarta, Kamis (23/1/2020). Rombongan yang berjumlah 21 orang dipimpin langsung oleh Asisten 2 Ekonomi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Klaten, Wahyu Prasetyo.
Kesempatan ini digunakan kedua belah pihak sebagai ajang bertukar pikiran mengenai optimalisasi potensi digital baik dalam internal pekerjaan maupun pelayanan ke masyarakat.
“Pemkot Jogja telah memulai menggunakan Teknologi Informasi sejak tahun 2007. Namun, bukan berati Pemkab Klaten juga perlu waktu 12 tahun untuk mencapai hal yang sama.”, tutur Tri Haryanto, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta.
Disisi lain, Tri mengingatkan, entitas Pemerintah Daerah atau wilayah yang cerdas tidak bisa diukur dari semua hal disajikan secara digital dan mengabaikan bahwa semua harus ramah terhadap masyarakat.
“Tantangan dalam membangun layanan digital adalah indentifikasi tujuan dan identifikasi kebutuhan masyarakat.”, kata Tri.
Identifikasi tujuan, lanjut Tri, dilakukan untuk menentukan bagaimana bentuk dari integrasi layanan secara digital yang ingin dibangun. Aplikasi Jogja Smart Service (JSS) memiliki 54 menu untuk masyarakat dan pegawai, mulai dari layanan Kedaruratan, Informasi dan Pengaduan, hingga layanan di tingkat RT/RW.
Tri mengatakan, dikembangkannya aplikasi ini, diharapkan mampu menumbuhkan ekonomi produktif di masyarakat. Salah satunya melalui menu Nglarisi yang merupakan menu dimana kelompok masyarakat yang tergabung dalam Program Gandeng Gendong dapat menawarkan jasa katering untuk jamuan rapat di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.
“Saat ini terdapat lebih dari 100 kelompok masyarakat yang telah tergabung dalam Ngalarisi. Wawali sendiri juga menegaskan untuk mengalokasikan minimal 50 persen anggaran pembelanjaan makan dan minum rapat ke kelompok Gandeng Gendong.”, kata Tri.
Sedangkan identifikasi kebutuhan masyarakat, menurut Tri, mengacu pada keresehan atau kebutuhan masyarakat.
“Kita ingin meringankan beban orang sakit. Oleh karenanya kami tambahkan menu Antrean Puskesmas agar proses antrian lebih mudah.”, kata Tri.
Sementara itu, Wahyu berharap, studi tiru kali ini mampu dijadikan inspirasi bagi Pemkab Klaten dalam mengembangkan smart city di wilayahnya.
“Studi tiru ini perlu dilanjutkan. Terutama untuk Dinas Kominfo karena pengelolaan IT dan Media Sosial ada di Kominfo.”, kata Wahyu. (Alr/Feby)